Apa itu Gangguan Panik?

Universitas Esa UnggulGangguan panik adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan episode ketakutan atau kecemasan mendadak dan intens yang disebut serangan panik. Serangan ini dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan tanpa alasan yang jelas.

Gejala Panic Attack Disorder

Panic Attack Disorder memiliki gejala yang bervariasi, namun beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita antara lain:

  1. Detak jantung yang cepat dan tidak teratur: Pada saat serangan panik, seseorang mungkin merasakan detak jantung yang sangat cepat atau berdebar-debar, bahkan tanpa melakukan aktivitas fisik yang berat.
  2. Sesak napas atau rasa tercekik: Penderita seringkali merasa sulit bernapas atau seperti ada tekanan di dada mereka.
  3. Pusing atau pingsan: Rasa pusing atau pingsan seringkali terjadi selama serangan panik.
  4. Rasa panas atau kedinginan: Beberapa orang merasa panas atau dingin secara tiba-tiba saat mengalami serangan panik.
  5. Keringat berlebihan: Penderita seringkali mengalami keringat berlebihan, bahkan ketika suhu ruangan normal.
  6. Gemetar atau bergetar: Tubuh dapat gemetar atau bergetar selama serangan panik.

Penyebab Panic Attack Disorder

Penyebab pasti dari Panic Attack Disorder belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini antara lain:

  • Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan atau serangan panik dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan serupa.
  • Perubahan Kimia di Otak: Ketidakseimbangan zat kimia dalam otak, seperti serotonin dan noradrenalin, dapat berperan dalam terjadinya serangan panik.
  • Stres dan Trauma: Pengalaman stres berat atau trauma emosional dapat menjadi pemicu terjadinya serangan panik.
  • Faktor Lingkungan: Lingkungan yang tidak mendukung, seperti lingkungan kerja yang stres, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan serangan panik.

Pengobatan dan Manajemen

Pengobatan untuk Panic Attack Disorder sering melibatkan terapi psikologis, obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Terapi kognitif perilaku (CBT) seringkali menjadi pilihan terapi utama, di mana individu belajar untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang memicu serangan panik.

Obat-obatan seperti antidepresan atau benzodiazepin juga dapat diresepkan untuk membantu mengurangi gejala serangan panik. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental sebelum memulai pengobatan apa pun.

Selain pengobatan, manajemen stres dan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam juga dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan serangan panik.

Baca juga: Berita Fakultas Psikologi

Kunjungi juga: Universitas Esa Unggul, Kampus Tangerang. Universitas Esa Unggul, Kampus Bekasi