Esaunggul.ac.id, Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak di Indonesia, membuat kekhawatiran yang mendalam bagi masyarakat terutama orang tua, tentunya pendidikan kekerasan seksual penting untuk diberikan demi menekan angka kejadian kekerasan seksual di Indonesia.
Melihat permasalahan tersebut Tiga dosen Universitas Esa Unggul (UEU) yakni Anita Sukarno, S.Kep., Ns., M.Sc., Sri Lestari, S. Pd., MA., dan Nurul Khasanah, S. Psi., Psikologi menggelar Pengabdian Masyarakat di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Uswah, Jakarta, 06 Juli 2022. Selain tiga dosen UEU, juga terdapat dua mahasiswa yang mengikuti kegiatan Abdimas yakni Meisya Talahaturuson dan Inggrid Tabalessy.
Dalam keterangnya, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Anita Sukarno menerangkan tema kegiatan ini ialah gerakan program child sexual abuse preventiom Education (C-Shape) dalam memberantas kekerasan seksual sejak dini yang mengambil lokasi di SDIT Al Uswah.
“Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh maraknya kasus kasus pelecehan seksual dan kekerasan seksual pada anak. Hal ini sangat ironis karena dapat terjadi dimana saja bahkan di lingkungan sekolah atau keluarga mereka. Dampak yang ditimbulkanpun sangat berat seperti stress, cemas, depressi, penurunan kemampuan kognitif hingga bunuh diri,” ucapnya.
Anita pun mengatakan Kebersamaan anak dengan guru atau orang tua di masa sekolah tidak bisa berlangsung selama 24 jam secara terus menerus. Sehingga sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan anak serta kemampuan anak untuk melindungi dirinya sendiri salah satunya dengan pendidikan di sekolah.
“Sejalan dengan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan mengusung ide mengintegrasikan kurikulum berbasis sekolah dalam pencegahan kekerasan seksual pada anak,” ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut juga, para guru diberikan kesempatan untuk memasukkan materi-materi ke mata ajar yang cocok dengan materi pencegahan kekerasan seksual, pada sesi tersebut pemateri lainnya yakni Sri Lestari mengatakan pentingnya berdiskusi dengan para tenaga pengajar terkait materi-materi ke mata ajar yang cocok dengan materi pencegahan kekerasan seksual, seperti yang terdiri dari menstimulai literasi anak terkait kekerasan seksual dan insidennya, mengenali anggota tubuh dan fungsinya.
“Materi lainya untuk pencegahan lainnya yakni mengenali sentuhan yang aman dan tidak aman, melatih anak untuk menolak dan berkata tidak serta melatih anak untuk menghindari perbuatan yang mengarah kepada kekerasan seksual dan berani untuk melaporkan kejadian. Guru guru juga berlatih dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran yang menarik untuk tiap tema materi di setiap level kelas sekolah dasar,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDIT AL-Uswah Iqbal Hanif, Lc. mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini dikarenakan kegiatan ini merupakan hal yang baru dan dapat memotivasi guru untuk menciptakan kurikulum yang mendukung keterampilan siswa didik dalam mencegah kekerasan seksual.
“Dengan dibentuknya kurikulum pencegahan kekerasan seksual berbasis sekolah ini, diharapkan mampu untuk memunculkan karakter berani dan menstimulasi anak didik untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk melindungi diri mereka sendiri dari kekerasan seksual,” tutupnya.